Gurihnya Laba Budidaya Asparagus Organik
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Dari pengalaman bekerja di
Dinas Pertanian selama dua tahun, Afu Anis Fuad yang biasa dipanggil Afu
tertarik menjalankan usaha budidaya sayuran asparagus yang diberi nama
Farm Kuta. Ia melihat semakin besarnya minat masyarakat terhadap sayuran
tersebut, terutama permintaan di restoran-restoran yang belum diimbangi
dengan jumlah pelaku usaha. Afu kemudian dibantu Ato Wijaya dan 3 rekan
lainnya menjalankan usaha dengan modal awal sebesar Rp 40 juta. Modal
itu berasal dari Ato Wijaya selaku investor dan sebagian lagi merupakan
pinjaman bank.
Afu dan rekan-rekannya menggunakan lahan sewa milik penduduk di Desa
Kuta Cisarua-Puncak Bogor dengan tarif sewa Rp 5 juta per 3 bulan seluas
1,2 hektar. Biaya lainnya untuk mengolah lahan Rp 30 juta, pembelian
bibit asparagus Rp 4,5 juta/kg. Pupuk kandang sebanyak 18 ton atau 450
karung seharga Rp 10 ribu/karung dengan biaya Rp 4,5 juta dan 2 ton
kapur dolomite seharga Rp 5 juta. Sisanya digunakan untuk menggaji 7
orang karyawan sebesar Rp. 750 ribu/bulan serta untuk membeli peralatan
pertanian.
Diakui Afu, prospek Asparagus sangat menjanjikan apalagi asparagus
bisa dipanen tiap hari, masih sedikit pembudidayanya, mudah
pemasarannya, banyak permintaan sedangkan stok terbatas, dan yang paling
penting adalah harganya cukup tinggi. Asparagus telah lama dikenal sebagai salah satu jenis sayuran karena
cita rasanya yang gurih agak manis, mirip seperti udang rebus. Selain
lezat diolah menjadi beragam masakan, asparagus juga mempunyai kandungan
gizi yang sangat baik. Beragam mineral, kalsium, potassium, Vitamin A, D
juga E ada di dalamnya.
Rebung asparagus merupakan sumber terbaik asam folat nabati, sangat
rendah kalori, tidak mengandung lemak alias nonkolesterol dan sangat
sedikit kandungan natriumnya. Sayuran ini juga rendah kalori, sehingga
baik dikonsumsi untuk terapi diet. Kandungan seratnya sangat tinggi, dan
serat dalam asparagus mampu mengikat zat karsinogen penyebab kanker.
Serat asparagus juga membantu lancarnya proses pencernaan tubuh dan
mengatasi gangguan sembelit atau susah buang air besar. Asparagus dijual dalam beberapa kategori tergantung grade atau
kualitas. Kualitas A ukuran diameternya minimal 1 cm, bentuk batang
lurus, berwarna hijau cerah dengan harga Rp 45 ribu/kg, kualitas B
diameter antara 0,5 - 1 cm, bentuknya agak bengkok dijual dengan harga
Rp 30 ribu/kg. Dan, kualitas super seharga Rp 80 ribu/kg, yaitu
asparagus baby atau tunas muda asparagus yang diameter batangnya di
bawah 0,5 cm.
Afu dan rekan-rekannya membudidayakan asparagus secara organik karena
mereka tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia sintetik (buatan)
dalam pemeliharaan tanaman, sehingga lebih aman dikonsumsi.
Perbedaan sayuran organik dengan non-organik dapat dilihat dari warna
dan tekstur. Biasanya sayuran organik warnanya cerah, tidak terlalu
pekat dan teksturnya sering terdapat lubang bekas gigitan hama.
Pemasaran. Besarnya permintaan asparagus sangat dirasakan Afu dan
rekan-rekannya sejak awal usaha. Semula mereka memasarkan langsung ke
pengepul dan restoran-restoran di daerah Puncak Bogor, Jawa Barat, dan
promosi saat itu berjalan dari mulut ke mulut. Menurut Afu, saat ini
Farm Kuta kewalahan memenuhi permintaan pasar, bahkan banyak pengepul
dan konsumen yang langsung menghubungi dan datang ke kebun. Sampai saat
ini, pelanggan Farm Kuta berasal dari Jabodetabek dan Sukabumi. Mereka
pun tidak memberlakukan minimal order, sedangkan pembayaran dilakukan
secara tunai karena biasanya pemesan langsung mendatangi Kuta Farm. Adapun kendala yang muncul terutama menghadapi musim kemarau karena
tanaman bisa mengalami kekeringan, sehingga sebaiknya disiram setiap
hari karena asparagus paling cocok ditanam dengan suhu udara di bawah 18
derajat Celcius. Serangan hama penyakit seperti karat batang, pucuk tunas cepat layu
atau kering juga bisa muncul karena pengaruh curah hujan yang terlalu
tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut Afu dan rekan-rekannya membuat
atap pelindung plastik yang dibangun di atas lahan, sehingga serangan
hama penyakit bisa dicegah.
(sumber: http://www.jitunews.com/read/3794/gurihnya-laba-budidaya-asparagus-organik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar